Pendapat Para Ahli tentang HPP dan BEP

 

Asumsi yang mendasari perhitungan HPP menurut Horngren adalah:

1.    Satu – satunya factor yang akan mempengaruhi perubahan biaya adalah volume

2.    Manajer menggolongkan setiap biaya (atau komponen biaya gabungan) baik sebagai biaya tetap atau biaya variable

3.    Beban dan pendapatan adalah linier di seluruh cakupan volume relevannya

4.    Tingkat persediaan tidak akan berubah

5.    Penjualan atas produk gabungan tidak berubah. Penjualan gabungan merupakan kombinasi yang membentuk total penjualan

 

 Sedangkan menurut Mulyadi beberapa asumsi yang berpengaruh dalam analisis break even point adalah:

1.    Variabiitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan

2.    Harga jual produk dianggap tidak berubah - ubah pada berbagai tingkat kegiatan

3.    Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan

4.    Harga factor – factor produksi dianggap tidak berubah

5.    Efisensi produksi dianggap tidak berubah

6.    Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan

7.    Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah

8.    Volume merupakan factor satu – satunya yang akan mempengaruhi biaya.





Garrison dan Noreen

Menurut Garrison dan Noreen arti dari BEP adalah jumlah penjualan yang akan dicapai untuk menutupi keseluruhan biaya operasional yang sudah dikeluarkan perusahaan.

Pencapaian BEP ini bisa dilihat dari pengumpulan nilai jual produk, maksudnya perusahaan mendapatkan profit dari laba bersih yang nilainya sebanding dengan biaya yang sudah dikeluarkan untuk proses produksi.

Menurut Garrison dan Noreen, Break Even Point adalah earning before tax and interest, yaitu nilai penjualan sebelum kena pajak dan bunganya. Hal tersebut perlu diperhitungkan dengan detail seperti melihat biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan perusahaan selama proses produksi.


Abdullah

Abdulllah yang seorang ahli manajemen bisnis mengatakan bahwa BEP adalah salah satu indikator tolok ukur dari cost volume profit analysis, manajemen suatu perusahaan baru dapat memutuskan harga jual tergantung dari kondisi keuangan perusahaan tersebut. Keputusan harga jual ini tentu setelah mengkaji beberapa hal terkait Break Even Point, seperti:

  • Penentuan berapa angka minimal produksi ini dilakukan supaya harga jual yang ditentukan perusahaan tidak menyebabkan kerugian, terlebih lagi ketika kondisi permintaan di pasar tidak lebih tinggi dari angka penawaran.
  • Dalam pencapain profit atau laba tertentu, perusahaan perlu menentukan berapa jumlah produk atau jasa yang harus terjual di market.
  • Agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang signifikan, perusahaan akan menentukan berapa persentase penurunan penjualan yang masih bisa ditoleransi. 

Henry Simamora, Bambang Riyanto, dan Rony

Menurut Henry Simamora, Bambang Riyanto, dan Rony, pengertian Break Even Point adalah jumlah pendapatan dari volume penjualan yang memiliki nilai nominal yang sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Jadi perusahaan tidak mengalami laba atau rugi.


Mulyadi, Sigit, dan PS. Djarwanto

Menurut Mulyadi, Sigit, dan PS. Djarwanto, para praktisi pendidikan ekonomi bisnis, arti dari BEP adalah cara yang dipakai oleh para pebisnis pemula atau profesional mengenai pencapaian volume penjualan minimum supaya bisnis tidak menderita kerugian atau profit di angka nol. Orang awam mengatakan bahwa titik 0 ini merupakan titik impas yang mana perusahaan atau bisnis tidak mengalami rugi atau laba.


Zulian Yamit dan S. Munawir

Pengertian BEP menurut Zulian Yamit dan S. Munawir adalah total pendapatan yang didapat sama dengan total biaya produksi yang sudah digunakan, baik biaya variabel (variable cost) ataupun biaya tetap (fixed cost).

Postingan populer dari blog ini

Produksi Massal

Perencanaan

Macam - macam sikap dan perilaku wirausaha