Macam - macam Sistem Layanan Usaha
Sebagaimana dikemukakan oleh Kotler bahwa ada enam pendekatan untuk meningkatkan pelayanan yakni sebagai berikut:
a.
Mengharuskan para
penyedia jasa bekerja
lebih keras dengan
keahlian yang lebih
tinggi.
b. Meningkatkan pelayanan dengan melepaskan beberapa mutu.
c. Mengindustrialisasikan pelayanan dengan menambahkan peralatan dan melakukan standarisasi produksi.
d.
Mengurangi pelayanan dengan melakukan suatu pemecahan produk.
Untuk menarik pelanggan dan
mempertahankan pelanggan lama, suatu perusahaan harus mengadakan pelayanan dengan baik dan teratur. Hal tersebut
perlu dilakukan oleh suatu
perusahaan, karena sikap pelanggan adalah dinamis jika ia menyukai barang atau
jasa dari suatu perusahaan dan
berhak menentukan pilihan yang cocok bagi mereka. Budaya pelayanan yang harus dikembangkan dalam setiap organisasi harus
meliputi dua tingkatan, yaitu
a. Pelayanan yang harus diperlihatkan:
b. Nilai-nilai dasar yang harus
dimiliki setiap anggota:
1)
Nilai kejujuran (Honesty), hal ini tidak terbatas
kebenaran dalam melakukan tugas, tetapi mencakup
cara yang terbaik
dalam melakukan bisnis.
2) Tanggap atau hormat (Respect), rasa hormat dibutuhkan dalam interaksi diantara steck holder (konsumen, karyawan, pemasok, dan dengan mitra bisnis).
3) Nilai kegembiraan (Happiness), ini harus dimiliki oleh para pegawai dengan harapan kegembiraan yang dimiliki para pegawai tersebut akan menimbulkan pelayanan yang memuaskan.
4) Nilai kerjasama (Teamwork), merupakan aktivitas yang bertujuan untuk membangun kekuatan-kekuatan atau sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing anggota.
5) Nilai kemauan (Willingness), disini menunjukan kepada kemauan dan kerelaan untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dalam kerangka pemikiran untuk memuaskan konsumen.
Dasar-dasar pelayanan
a.
Berpakaian dan berpenampilan yang rapi dan bersih.
a. Gunakan pakaian seragam jika petugas telah diberikan pakaian seragam sesuai waktu yang telah ditetapkan.
b.
Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan
senyum.
c.
Menyapa dengan lembut
dan berusaha menyebutkan nama jika sudah
kenal.
d. Tenang, sopan, serta tekun mendengarkan setiap pembicaraan.
Usahakan pada saat melayani pelanggan dalam keadaan tenang, tidak terburu-buru, sopan santun dalam bersikap. Kemudian tunjukkan sikap menghormati tamu, tekun mendengarkan sekaligus berusaha memahami keinginan pelanggan.
e.
Berbicara dengan bahasa
yang baik dan benar.
f.
Jangan menyela atau memotong pembicaraan.
g. Mampu meyakinkan pelanggan atau nasabah serta memberikan kepuasan. Setiap pelayanan yang diberikan harus mampu meyakinkan pelanggan dengan argumen- argumen yang masuk akal.
h. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, minta bantuan. Artinya jika ada pertanyaan atau permasalahan yang tidak sanggup dijawab atau diselesaikan oleh karyawan, maka harus meminta bantuan kepada petugas lain yang mampu.
Adapun larangan dalam memberikan pelayanan secara umum dilakukan oleh berbagai perusahaan antara lain:
a. Dilarang berpakaian sembarangan.
d. Dilarang menampakkan wajah yang tidak menyenangkan.
e. Dilarang berdebat atau menyanggah.
f. Dilarang meninggalkan nasabah.
g. Dilarang berbicara terlalu keras dan lemah.
h. Dilarang keras meminta imbalan atau janji-janji.
Kualitas pelayanan
Budaya adalah segala nilai, pemikiran, serta simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan serta kebiasaan seseorang dalam masyarakat. Pencipta budaya adalah seorang pemimpin, setiap pemimpin mempunyai visi dan misi tertentu yang kemudian disebarkan kepada karyawan. Seorang pemimpin memberi contoh, kemudian diikuti oleh bawahan. Akhirnya kebiasaan-kebiasaan itu akan menjadi budaya jika semua mempraktekkannya baik pimpinan dan bawahannya.
Pelayanan terbaik itu tidak terlepas dari faktor kepribadian seorang pemimpin sangat menentukan dalam menciptakan
suasana yang lebih cair. Ia akan menciptakan pola kerja yang keras, tetapi dalam suasana yang cair, itulah suasana
yang dibudayakan pada saat ini. Hal
seperti ini akan menciptakan seorang karyawan yang bekerja keras luar biasa, namun dengan suasana yang cair, dan happy,
bukan dalam suasana yang menakutkan dan mencekam.
Jika perusahaan ingin selalu dianggap
yang terbaik di mata pelanggannya, perusahaan harus memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan
yang baik ini harus dapat dipenuhi oleh perusahaan sehingga
keinginan pelanggan dapat diberikan secara
maksimal.
Kualitas pelayanan berhubungan erat dengan pelayanan
yang sitematis dan komprehensif yang lebih dikenal
dengan konsep pelayanan
prima. LP. Sinabela
mengemukakan bahwa secara teoritis, tujuan dari pelayanan
pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari:
a.
Transparansi,
yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
b.
Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
c.
Kondisional,
yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d.
Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong
peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan
pelayanan publik dengan memperlihatkan aspirasi, kebutuhan, dan harapan
masyarakat.
e.
Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang
tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain.
f.
Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan
antara pemberi dan penerima pelayanan publik.
Selain peningkatan kualitas pelayanan melalui pelayanan prima, pelayanan yang berkualitas juga dapat dilakukan dengan konsep “layanan sepenuh hati”. Layanan sepenuh hati yakni yang berasal dari diri sendiri yang mencerminkan emosi, watak, keyakinan, nilai, sudut pandang, dan perasaan.
Terdapat 5 determinan kualitas jasa yang dirincikan sebagai
berikut:
1) Keandalan (Reability)
Kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.
2) Daya tanggap
(Responsiveness)
Kesigapan karyawan perusahaan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap pada pelanggan saat dibutuhkan yang meliputi antara lain: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, menangani keluhan pelanggan, dan lain-lain.
3)
Keyakinan/ Jaminan (Assurance)
Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap jasa yang disediakan secara cepat, kualitas keramah-tamahan dan kesopanan karyawan dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam berkomunikasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam manfaat pelayanan jasa yang ditawarkan serta kemampuan mereka untuk menanamkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan terhadap perusahaan.
4) Empati (Empathy)
Merupakan perhatian secara individu yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dengan baik dan usaha perusahaan untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
5) Berwujud (Tangible)
Meliputi penampilan berupa fasilitas fisik, meliputi bangunan gedung, perlengkapan, ruangan front office, tersedia tempat parkir yang luas dan nyaman, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan fasilitas komunikasi dan penampilan karyawan.